
Ngomongin kasih sayang ibu yang tak terlihat, rasanya enggak afdol ya kalau kita nggak menerawang kembali ke masa kecil dan mengingat momen-momen tak terlupakan bersama Ibu. Terutama momen yang dulu sering kita salah pahami—yang membuat kita menganggap bahwa ibu adalah sosok paling galak di dunia ini.
Siapa nih yang kalau pulang main sore-sore langsung dimarahi ibu? Atau saat kamu merengek minta mainan tapi malah disuruh belajar? Mungkin waktu itu kamu pernah berpikir,
“Ibu kok kayaknya nggak sayang aku, ya?”
“Aku ini anak kandung bukan sih?”
Hayo ngaku, siapa yang dulu sempat mikir begitu?
Tapi sekarang, setelah kamu tumbuh dewasa dan mulai merasakan kerasnya hidup, semuanya terasa lebih masuk akal. Sifat galaknya ibu dulu, ternyata adalah wujud kasih sayang ibu yang tak terlihat. Kasih yang tidak selalu datang dengan pelukan atau kata manis, tapi justru muncul dalam bentuk larangan, teguran, bahkan diam yang membuatmu belajar berdiri sendiri.
ADVERTISEMENTS
7 Bukti Kasih Sayang Ibu yang Tak Terlihat dan Sering disalahpahami oleh Anak
ADVERTISEMENTS
1. Melarang Main Terlalu Lama atau Keluar Malam—Bahkan Saat Dewasa Pun Terasa Mengekang
Waktu kecil, kamu mungkin kesal karena tidak boleh main terlalu lama. Bahkan ketika sudah beranjak remaja atau dewasa, aturan itu masih terasa mengikat.
“Padahal cuma ke rumah teman,”
“Kan sudah izin,”
“Cuma sebentar kok…”
Ini adalah bukti kasih sayang Ibu yang tak terlihat secara umum dan sering dialami oleh banyak anak. Mungkin kamu baru sadar belakangan bahwa ketika kamu pergi, ibu tidak bisa tenang. Ia duduk gelisah, menunggu kabar. Makan tidak enak, tidur pun susah. Bukan karena dia tak percaya padamu, tapi karena Ibu kadang sering berpikir dunia di luar sana terlalu kejam untuk anak yang dicintainya tanpa batas. Baginya, kamu adalah detak jantung atau biji matanya.
ADVERTISEMENTS
2. Tidak Membelamu Saat Dimarahi Guru—Bukan Karena Tidak Peduli, Tapi Karena Ingin Kamu Belajar Bertanggung Jawab
Ingat saat kamu mengadu ke rumah karena dimarahi guru, dan berharap ibu akan marah balik ke sekolah? Tapi yang kamu dapat justru,
“Pasti kamu ada salahnya.”
Perih, rasanya seperti dikhianati. Tapi sekarang kamu mulai mengerti: ibu tidak sedang membela guru, ibu sedang membentukmu.
Bukti kasih sayang Ibu yang tak terlihat ini adalah salah satu cara ibu ingin kamu tumbuh jadi pribadi yang berani mengakui salah, bukan yang selalu merasa benar. Karena dunia takkan selalu membelamu. Maka sejak dini, ibu mengajarimu bertahan dan berbenah.
ADVERTISEMENTS
3. Jarang Bilang “Aku Sayang Kamu”—Tapi Tak Pernah Lupa Menyiapkan Sarapan
Mungkin kamu iri melihat temanmu yang setiap pagi dipeluk, dicium, dan diberi kata-kata manis.
Ibumu berbeda. Ia lebih sering membangunkanmu dengan suara keras, menyuruh mandi, atau mengomel soal pakaian berantakan.
Tapi diam-diam, dia bangun paling pagi. Menanak nasi, menggoreng telur, menyetrika seragammu.
Bentuk cintanya bukan lewat pelukan, tapi lewat kesiapanmu menjalani hari.
Karena cinta, bagi ibu, bukan kata-kata melainkan kerja keras tanpa suara.
ADVERTISEMENTS
4. Terlihat Lebih Sayang ke Kakak atau Adik—Tapi Diam-Diam Kamu Selalu Diingat
Kamu pernah merasa jadi anak tengah yang diabaikan, atau si bungsu yang selalu dibandingkan? Tapi coba perhatikan baik-baik:
Waktu kamu sakit, siapa yang panik pertama?
Saat kamu gagal, siapa yang tetap menyisihkan uang jajanmu?
Ibu, meski terlihat condong ke anak lain, menyimpan rasa adil yang rumit. Bukan karena tak cinta, tapi karena ia menyesuaikan cinta sesuai kebutuhan anak-anaknya.
Dan kamu, tetaplah anak yang ia pikirkan sebelum tidur.
ADVERTISEMENTS
5. Sering Menegur Gaya Berpakaian atau Pilihan Teman—Karena Ibu Melihat Apa yang Belum Kamu Lihat
Dulu kamu mungkin sebal karena dilarang pakai baju ini-itu, atau diminta menjauhi seseorang yang kamu anggap sahabat. Tapi setelah melewati beberapa luka dan kecewa, kamu mulai sadar:
Ibu tidak sedang mengatur hidupmu, ia sedang mencoba menghindarkanmu dari sakit hati yang pernah ia rasakan sendiri.
Cinta yang ia berikan tak selalu menyenangkan, tapi selalu bertujuan menyelamatkan.
6. Menyuruhmu Mandiri Sejak Dini—Bukan Karena Tidak Sayang, Tapi Karena Dunia Takkan Selalu Membantu
Kamu pernah minta tolong mengerjakan PR, lalu dijawab:
“Cari tahu sendiri. Kamu pasti bisa.”
Saat itu kamu merasa ditolak. Tapi sekarang, kamu tahu:
Kemampuanmu menyelesaikan masalah hari ini, keberanianmu hidup sendiri, daya tahanmu menghadapi tekanan—semua itu hasil dari didikan ibu yang tak pernah memanjakanmu berlebihan.
Ibu tahu dia tak bisa menemanimu selamanya. Maka dia memilih menguatkanmu, daripada sekadar menyenangkanmu.
7. Tidak Mudah Mengabulkan Keinginanmu—Tapi Selalu Memastikan Kebutuhanmu Terpenuhi
Kamu mungkin pernah berpikir,
“Ibu orangnya pelit.”
“Kenapa sih nggak pernah dibelikan barang yang aku mau?”
“Kenapa dilarang ikut les ini, beli sepatu itu, main kesana?”
Dulu kamu mengira ibu tidak mau membahagiakanmu. Tapi setelah dewasa, kamu menyadari satu hal: ibu bukan tidak mau memberi—dia sedang memilah mana yang kamu inginkan, dan mana yang benar-benar kamu butuhkan.
Kamu boleh tidak dibelikan mainan mahal, tapi kamu tidak pernah kekurangan buku sekolah.
Kamu boleh tidak punya baju baru setiap minggu, tapi kamu selalu punya bekal di pagi hari.
Ibu memilih untuk tidak menuruti keinginanmu, karena ia sibuk memastikan hidupmu berjalan sebagaimana mestinya.
Dan itulah bentuk cinta paling sunyi: menolak untuk menyenangkan, demi menjaga masa depanmu.
Rayakan Hari Anak Nasional dengan Rasa Terima Kasih
Dan tepat di tanggal 23 Juli 2025 Indonesia memperingati Hari Anak Nasional 2025 dengan tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Momen ini bisa menjadi pengingat kuat: bahwa anak-anak tidak pernah bisa tumbuh sendiri. Mereka butuh perlindungan dan cinta yang tak selalu tampak. Termasuk cinta ibu-ibu yang rela dicap galak demi menjaga buah hatinya. Mari kita rayakan bukan hanya peran anak sebagai harapan bangsa, tapi juga peran ibu yang diam-diam selalu melindungi dan menjaga.
Bahkan penelitian Diana Baumrind menegaskan gaya pengasuhan otoritatif (menggabungkan ketegasan dengan dukungan emosional) berdampak positif pada perkembangan remaja. Meskipun tampak tegas atau galak, pendekatan ini mencerminkan kasih sayang yang mendalam.
Kalau kamu masih bisa bicara dengan ibu, ucapkan terima kasih.
Kalau kamu berjauhan, kirim pesan hangat.
Kalau ibumu telah tiada, kirimkan doa dari hati yang paling dalam.
Karena kasih ibu bukan hanya cerita masa lalu, tapi fondasi cinta yang tak pernah usang.
Pernah mengalami bentuk cinta ibu yang baru kamu pahami setelah dewasa? Bagikan tulisan ini ke teman-temanmu agar mereka juga ingat: galaknya ibu dulu, bisa jadi adalah cinta paling tulus yang pernah mereka dapatkan.