LIGAPROFIT – Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

Yang biasa mendaki Gunung Lawu, mungkin bakal ada yang beda karena kini tokoh legendaris yang biasa menjajakan pecel di warungnya, mbok yem meninggal dunia.

Sosok yang begitu lekat di hati para pendaki ini meninggal pada Rabu 23 April 2025 di usia 82 tahun. Peremuan tangguh dengan nama panjang Wakiyem sudah banyak menolong pendaki gunung lawu yang kelaparan dan kehabisan perbekalan. Tidak heran kepergiannya bakal dikenang oleh banyak pendaki Gunung Lawu.

Sebagai salah satu gunung di Jawa Timur yang dekat dengan perbatasan Jawa Tengah ini, ada banyak cerita tidak terlupakan melalui para pendakinya. Sayangnya, kini pendaki Gunung Lawu harus kehilangan salah satu figur legendarisnya.

Bagaimana awal mula warung legendaris di Gunung Lawu ini bermula dan bagaimana perjuangan Mbok Yem melawan penyakit yang dideritannya?

ADVERTISEMENTS



Awal Mula Warung Legendaris Mbok Yem

Bagi pendaki gunung lawu via Cemoro Kandang, pasti tidak asing lagi dengan warung ini. Di antara Pos V dan puncak, pasti akan melewati Hargo Dalem dengan Warung Puncak Lawu atau dikenal juga dengan Warung Mbok Yem.

Sejak pertamakali didirikan selama kurang lebih 35 tahun lalu, warung ini telah melayani pendaki yang kelaparan, kehabisan bekal, pendaki yang ponselnya kehabisan baterai, hingga pendaki yang kedinginan.

Warung yang berdiri di bawah puncak Gunung Lawu ini ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Warung ini berdiri atas keprihatinan Mbok Yem atas kondisi pendaki yang kelaparan.

Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

Salah seorang pendaki yang menambil foto Mbok Yem dengan Warung Puncak Lawu sebagai latar belakangnya

Sekitar tahun 1980-an, Mbok Yem sedang mencari tanaman jamu di Hutan Lawu ketika ia bertemu dengan pendaki yang kehabisan bekal. Pendaki yang kaget sempat heran dan mengira bahwa ia bertemu makhluk halus. Zaman itu pendakian Gunung Lawu masih jarang, apalagi ada perempuan sendirian di gunung.

Apalagi mengingat banyaknya kisah mistis dan mitos Gunung Lawu, tidak heran jika ada pendaki yang memiliki pikiran demikian.

Melihat kondisi pendaki yang kelaparan, Mbok Yem tergerak untuk berbagi bekal yang ia bawa. Dari sanalah muncul ide untuk membuat warung di bawah puncak Gunung Lawu. Petugas pemangku hutan Gunung Lawu pun juga mendorong ide tersebut.

Warung kecil Mbok Yem pun berdiri di Hargo Dalem dan menjadi tempat persinggahan para pendaki Gunung Lawu. Nasi Pecel hangat buatan Mbok Yem ini menjadi penyelaman banyak perut keroncongan.

Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

Anak Mbok Yem yang membantu menyediakan perbekalan untuk operasional Warung Puncak Lawu

Membuka warung di gunung jelas merupakan tantangan berat. Bahan makanan seperti beras dan minyak harus dibawa naik gunung secara rutin. Beruntung Mbok Yem dibantu anaknya yang harus naik turun gunung sampai tiga kali seminggu dengan beban 35 kilogram. Dengan beban tersebut, perjalanan bisa memakan waktu antara 5 hingga 6 jam tergantung cuaca.

Kemudian pada awal tahun 2019 lalu Mbok Yem mendapat bantuan panel surya dari pendaki jakarta untuk penerangan dan membantu pendaki yang membutuhkan cas HP. Perangkat panel surya dan 3 buah aki untuk menampung listrik itu mampu menyuplai daya untuk 4 buah bola lampu ketika malam. Sementara untuk cas HP hanya dibatasi sampai jam 4 sore agar masih ada sisa daya listrik untuk penerangan.

ADVERTISEMENTS



Meski Berada di Atas Gunung, Harga Tetap Standar

Berada di atas gunung dan menjadi satu-satunya warung yang buka tidak membuat Mbok Yem semena-mena dalam mengatur harga. Satu porsi nasi pecel dijual dengan harga Rp 13.000.-, sementara nasi soto dan rawon di harga Rp 15.000.- yang tergolong ramah di kantong.

Minuman seperti kopi, teh, dan minuman lainnya rata-rata dijual dengan harga Rp 5000. Semua merupakan harga standar dan tidak jauh berbeda dengan warung yang dijual pada umumnya.

Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

Panel Surya di atap Warung Mbok Yem

Terbantu berkat adanya panel surya, Mbok Yem juga membuka jasa cas HP dengan biaya Rp 5000.- Meski begitu, rupanya masih banyak juga pendaki yang numpang ngecas HP tapi nyelonong enggak bayar.

“Yo tak tarik limangewu sak HP (ditarik harga Rp 5000 untuk setiap HP-nya). Lha kok enak betul kalau tidak ditarik. Ngunu kuwi yo enek sing ora mbayar (Enak saja kalau tidak dipungut biaya, udah begitu masih ada juga yang tidak bayar)” ucapnya berseloroh sambil tertawa dalam wawancara dengan salah satu pihak wartawan ternama di Indonesia.

Harga kaki lima, tapi nilai kehangatan dan kebaikan Mbok Yem jelas bintang lima.

Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

Mbok Yem yang sedang berjemur dan kucingnya

ADVERTISEMENTS



Perjuangan Melawan Penyakit

Di balik senyum ramah dan semangat melayani para pendaki, Mbok Yem ternyata menyimpan perjuangan panjang melawan sakit. Sejak awal Februari 2025, kesehatannya mulai menurun. Ia sempat mengeluh sakit gigi dan enggan makan, tubuhnya melemah, dan bahkan sempat tiga kali terjatuh.

Pada awal Maret, kondisinya makin memburuk hingga akhirnya Mbok Yem turun gunung dan dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia menderita pneumonia atau radang paru-paru akut. Selain itu, ia juga mengalami pembengkakan dan tekanan darah yang sempat turun drastis.

Meski mendapat perawatan intensif dari tiga dokter spesialis—paru, jantung, dan penyakit dalam—Mbok Yem tetap menunjukkan semangat hidup yang luar biasa. Ia masih melayani tamu yang datang menjenguknya meski napasnya kian berat. Karena banyaknya pendaki yang datang menjenguk, pihak rumah sakit bahkan sempat membatasi jam besuk demi menjaga kondisi Mbok Yem.

Yang menyentuh, banyak pendaki yang dulu pernah singgah di warungnya datang bergantian menjenguk. “Enggak kehitung jumlahnya,” kata Triyani, cucu Mbok Yem. Semuanya datang karena rasa terima kasih atas kebaikan seorang nenek yang selalu siap melayani nasi pecel hangat, bahkan di tengah malam sekalipun.

ADVERTISEMENTS



Akhir Perjalanan

Setelah menjalani perawatan selama lebih dari dua minggu, Mbok Yem sempat pulang ke rumah. Ia berniat istirahat, menunggu cucunya untuk melanjutkan warung, dan berharap bisa sembuh total.

Namun, takdir berkata lain. Pada Rabu siang, pukul 13.30 WIB, Mbok Yem menghembuskan napas terakhirnya di rumah. Kepergiannya pada 23 April 2025 ini menimbulkan duka mendalam.

Kepergian beliau jadi kehilangan besar, bukan cuma untuk keluarga, tapi juga ribuan pendaki yang pernah merasakan hangatnya sambutan di warung kecil Hargo Dalem.

Kabar Duka dari Gunung Lawu, Penjual Warung Pecel Legendaris Mbok Yem Meninggal Dunia

reaksi warganet atas kepergian Mbok Yem

Selamat jalan, Mbok Yem. Terima kasih atas setiap piring nasi pecel, setiap senyum, dan setiap pelajaran tentang ketulusan. Gunung Lawu takkan pernah sama tanpamu, tapi kisahmu akan terus hidup di setiap langkah pendaki yang melintasinya.

ADVERTISEMENTS



Akhir Kata

Kisah hidup Mbok Yem adalah pengingat bahwa kebaikan tak butuh panggung besar, cukup hati yang tulus dan niat untuk membantu sesama. Di tengah kabut dan dinginnya puncak Lawu, warung kecil Mbok Yem jadi pelita, tempat beristirahat sekaligus merasakan hangatnya sentuhan manusiawi di tengah alam bebas.

Kini, Mbok Yem memang telah berpulang. Namun, semangat dan kenangan tentang beliau akan terus hidup dalam setiap jejak langkah para pendaki, dalam tiap uap hangat nasi pecel, dan dalam cerita-cerita yang akan terus mengalir di tenda-tenda pendakian.

Selamat jalan, Mbok Yem. Terima kasih telah menjadi pelindung, penguat, dan sahabat sejati bagi para pencinta alam. Gunung Lawu akan selalu merindukanmu.

Kini Gunung Lawu masih berdiri sebagai destinasi wisata Karanganyar, namun Warung Puncak Lawu tidak lagi sama dengan kepergian Mbok Yem.


Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top